Seperti rumput yang diterpa angin
Tetap tenang meski bergerak
Tetap pasrah meski diterpa
Terus berjuang meski akan roboh
Karena kita tetap tumbuh bersamanya
21 Juli 2017
Saya ingin tetap hidup di jiwamu
Meski ragaku nanti pergi
Tetap hidup dalam kenangan ceritamu
Meski dalam sebaris kata dari seribu doamu
22 Juli 2017
Siti Jazimah
Jumat, 04 Agustus 2017
Kamis, 03 Agustus 2017
Ufuk Rindu di Senja Biru
Fajar , senja , malam
Hari - hari ku begini saja
Duduk termenung mengenang pilu
Tertawa meringis menahan rindu
Sudah lama aku tak membahas bahasamu
Aku kira aku mulai terhanyut akan lupa
Ternyata aku tetap sama seperti dulu
Tetap rindu , kamu
18 Juli 2017 , Siti Jazimah
Tertawa meringis menahan rindu
Sudah lama aku tak membahas bahasamu
Aku kira aku mulai terhanyut akan lupa
Ternyata aku tetap sama seperti dulu
Tetap rindu , kamu
18 Juli 2017 , Siti Jazimah
Nunggu Bedug Buka
Hari ini manusia bumi aneh
Mereka berdiam diri
Tanpa saling menyapa
Ada keanehan pada mereka
Ada senyum yang tertahan pipinya
Coba kita kasih makan saja
Kali aja pipinya melebar
Tapi jangan sekarang
Bedug ashar aja belum kelar
Saja? Aja?
3 Juni 2017 , Siti Jazimah
Mengintip Rindu
Aku pecandu rindu
Mengintip senyum dari balik tirai bambu
Senyummu bersama senyumnya melagu
Membuat jantung ini berhenti berdegup
Berhenti karena dalam bayangku , dia adalah aku
Ternyata begini rasanya
Hampir mati aku dibuatmu
Merindu pada manusia bumi yang telah menyatu
yang jelas dosalah aku
Tapi bukankah sebelum janur melengkung di rumahmu
Aku masih boleh minta pada Allah sosok dirimu?
1 Juni 2017 , Siti Jazimah
Mengintip senyum dari balik tirai bambu
Senyummu bersama senyumnya melagu
Membuat jantung ini berhenti berdegup
Berhenti karena dalam bayangku , dia adalah aku
Ternyata begini rasanya
Hampir mati aku dibuatmu
Merindu pada manusia bumi yang telah menyatu
yang jelas dosalah aku
Tapi bukankah sebelum janur melengkung di rumahmu
Aku masih boleh minta pada Allah sosok dirimu?
1 Juni 2017 , Siti Jazimah
Pada Zaman
Aku lahir pada zamannya
Tumbuh dewasa pada zamannya
Bergaul tawa pada eranya
Bercandaku memang kolot
Bukan seperti anak masa kini
Masa dulu masih bersemayam dipikirku
Bro , sist , guys belajarku kini
Beda dulu mas , mbak , buk
Beda sekarang beda dulu
Dulu cutbray
Nanti? Minum aja dulu!
Yang sedang saja entar kebelet
Kebelet rindu , eaa
1 Juni 2017
Tumbuh dewasa pada zamannya
Bergaul tawa pada eranya
Bercandaku memang kolot
Bukan seperti anak masa kini
Masa dulu masih bersemayam dipikirku
Bro , sist , guys belajarku kini
Beda dulu mas , mbak , buk
Beda sekarang beda dulu
Dulu cutbray
Nanti? Minum aja dulu!
Yang sedang saja entar kebelet
Kebelet rindu , eaa
1 Juni 2017
Rindu Namun Hilang
Ada yang sedang berduka cinta
Saat sedang mempercayakan cinta dan tengah mendapat penghibur hati
Ia dilepaskan begitu saja
Ingin teriak meluapkan isi hati
Namun apa daya?
Sering kali orang meremehkan setitik rasa
Kata mereka? Ah begini saja? Ah begitu saja?
Kamu terlalu lemah! Kamu terlalu mendalami perasaan!
Kuakui memang hatiku terlalu mudah memperasakan setiap rasa
Tapi ini aku , ini hatiku
Sedang kamu? Kamu tak mampu menyelaraskannya
Sampai saat ini?!
Aku masih mendalami peranku
Peran di mana aku ingin melihat senyum di wajahmu (lagi)
Lalu , kapan pelipur hati akan datang?
4 Mei 2017 , Siti Jazimah
Saat sedang mempercayakan cinta dan tengah mendapat penghibur hati
Ia dilepaskan begitu saja
Ingin teriak meluapkan isi hati
Namun apa daya?
Sering kali orang meremehkan setitik rasa
Kata mereka? Ah begini saja? Ah begitu saja?
Kamu terlalu lemah! Kamu terlalu mendalami perasaan!
Kuakui memang hatiku terlalu mudah memperasakan setiap rasa
Tapi ini aku , ini hatiku
Sedang kamu? Kamu tak mampu menyelaraskannya
Sampai saat ini?!
Aku masih mendalami peranku
Peran di mana aku ingin melihat senyum di wajahmu (lagi)
Lalu , kapan pelipur hati akan datang?
4 Mei 2017 , Siti Jazimah
Hujan Kali ini
Sore ini
Hujan turun begitu deras
Hantaman petirnya mampu membuat jantung ini bergetar
Di rumah kecil ini aku termenung
Menyaksikan suara rintik mu yang menakutkan
Bagaikan marah karena alam yang terabaikan
Seperti biasa , sore ini ingin kududuk bersantai
Ditemani secangkir teh dan televisi cembung keluaran terdahulu
Namun semua itu terlewati
Karena hujan kali ini datang dengan marah - marah
Kilatnya sering kali menyambar kegundahan ini
Titik - titik hujan membasahi dinding rumahku
Aku semakin tak bisa berpikir
Petir mu terlalu garang hingga aku tak sanggup berkata
Pikiranku buyar,
Aku butuh sosok yang mampu menenangkan
Maafkan aku yang telah mengabaikanmu, hujan
Cukup aku dan kamu
Jangan sampai ada petir di antara kita
3 Mei 2017 , Siti Jazimah
Hujan turun begitu deras
Hantaman petirnya mampu membuat jantung ini bergetar
Di rumah kecil ini aku termenung
Menyaksikan suara rintik mu yang menakutkan
Bagaikan marah karena alam yang terabaikan
Seperti biasa , sore ini ingin kududuk bersantai
Ditemani secangkir teh dan televisi cembung keluaran terdahulu
Namun semua itu terlewati
Karena hujan kali ini datang dengan marah - marah
Kilatnya sering kali menyambar kegundahan ini
Titik - titik hujan membasahi dinding rumahku
Aku semakin tak bisa berpikir
Petir mu terlalu garang hingga aku tak sanggup berkata
Pikiranku buyar,
Aku butuh sosok yang mampu menenangkan
Maafkan aku yang telah mengabaikanmu, hujan
Cukup aku dan kamu
Jangan sampai ada petir di antara kita
3 Mei 2017 , Siti Jazimah
Sosokmu Dulu, Buatku Rindu
Pagi itu kulangkahkan kaki
Semangat menggebu dan cucuran keringat
Kunaiki kereta listrik itu bersamamu
Perlahan kau ajari aku tentang cara itu
Aku sesekali mengangguk
Senyuman ramahmu dan gerak gerak katamu
Membuatku rindu engkau yang dulu
Namun kusadari kamu tak mungkin seperti dulu lagi , aku sadar!
Namun , kali ini Tuhan menyisakan sedikit waktumu untukku
Kau temaniku
Stasiun Senen menjadi alasan agar kau mengantarku
Ku gendong tas beratku menjauh darimu
Ada sedih yang tak terungkapkan
Ada bahagia yang tak terucapkan
Tetesan air mata mengiringi kepergianku
Aku hanya rindu kamu yang dulu , Bang!
2 Mei 2017 , Siti Jazimah
Semangat menggebu dan cucuran keringat
Kunaiki kereta listrik itu bersamamu
Perlahan kau ajari aku tentang cara itu
Aku sesekali mengangguk
Senyuman ramahmu dan gerak gerak katamu
Membuatku rindu engkau yang dulu
Namun kusadari kamu tak mungkin seperti dulu lagi , aku sadar!
Namun , kali ini Tuhan menyisakan sedikit waktumu untukku
Kau temaniku
Stasiun Senen menjadi alasan agar kau mengantarku
Ku gendong tas beratku menjauh darimu
Ada sedih yang tak terungkapkan
Ada bahagia yang tak terucapkan
Tetesan air mata mengiringi kepergianku
Aku hanya rindu kamu yang dulu , Bang!
2 Mei 2017 , Siti Jazimah
Puisi Untuk Sahabatku
Sahabatku mulai pergi
Pergi meninggalkan ku
Sendiri menghadapi kedewasaan ini
Ia sudah tak peduli lagi
Yang ia pedulikan hanya tentang tambatan hatinya
Yang ia pedulikan hanya tentang uang kertasnya
Selalu kusisipkan sapa salam untuknya
Bukti bahwa aku merindukan nya
Namun apa , dia lebih sadis
dan tak peduli kelihatannya
Apa kau tak rindu aku , tentang aku , tentang kabarku?!
Sahabatku , aku merindukan mu
Cobalah tersenyum dan sejenak menyapaku
Tentang , malam ini saja!
24 Maret 2017, Siti Jazimah
Pergi meninggalkan ku
Sendiri menghadapi kedewasaan ini
Ia sudah tak peduli lagi
Yang ia pedulikan hanya tentang tambatan hatinya
Yang ia pedulikan hanya tentang uang kertasnya
Selalu kusisipkan sapa salam untuknya
Bukti bahwa aku merindukan nya
Namun apa , dia lebih sadis
dan tak peduli kelihatannya
Apa kau tak rindu aku , tentang aku , tentang kabarku?!
Sahabatku , aku merindukan mu
Cobalah tersenyum dan sejenak menyapaku
Tentang , malam ini saja!
24 Maret 2017, Siti Jazimah
Aku Bukan Lagi Aku
Aku terjebak dalam aku
Di keheningan malam bersama rintiknya hujan
Aku melebur dalam sepi
Sepi yang tak kunjung juga pulih
Aku ingin lepas dari aku
Aku tak sanggup berdiri
Aku mengecil , tersungkur dan tersingkir
Sungguh! Bayang - bayang itu selalu muncul menakutkan
Aku ingin lepas , terbang bebas
Aku semakin terjebak dalam aku
Dikebohongan ini aku ingin sudahi
Sudahi merangkak , menggigil yang terpaut bayang hitam
Bergabung bersama mimpi
Mimpi yang pernah kuimpikan
Mimpi - mimpi yang dulu kurangkai
Kurangkai sebegitu indahnya
Kuukir sebegitu eloknya
Aku ingin lepas dari aku
Aku semakin sesak menjadi aku
Aku sadari aku sudah semakin beda
Mungkinkah aku mulai gendats?
11 Februari 2017, Siti Jazimah
Di keheningan malam bersama rintiknya hujan
Aku melebur dalam sepi
Sepi yang tak kunjung juga pulih
Aku ingin lepas dari aku
Aku tak sanggup berdiri
Aku mengecil , tersungkur dan tersingkir
Sungguh! Bayang - bayang itu selalu muncul menakutkan
Aku ingin lepas , terbang bebas
Aku semakin terjebak dalam aku
Dikebohongan ini aku ingin sudahi
Sudahi merangkak , menggigil yang terpaut bayang hitam
Bergabung bersama mimpi
Mimpi yang pernah kuimpikan
Mimpi - mimpi yang dulu kurangkai
Kurangkai sebegitu indahnya
Kuukir sebegitu eloknya
Aku ingin lepas dari aku
Aku semakin sesak menjadi aku
Aku sadari aku sudah semakin beda
Mungkinkah aku mulai gendats?
11 Februari 2017, Siti Jazimah
Cerita si Gadis Murung
Dia gadis pendiam dan murung
Di setiap senyumnya ada sedih yang terpendam
Dia gadis pendiam
Tak banyak teman yang mengerti adanya
Mereka tak mau berbagi sedih bersamanya
Mereka tak mau menjadi temannya
Karena ia tak semenyenangkan bagi mereka
Dia si gadis murung
Memikirkan segala tentang hidupnya
Tak banyak yang mau mengerti
Mereka bertanya bukan karena peduli
Mereka hanya sekedar ingin tahu saja
Mereka tak baik seperti kelihatannya
Mereka hanya omong kosong saja
4 Januari 2017, Siti Jazimah
Langganan:
Postingan (Atom)