Halaman

Kamis, 19 November 2020

Setelah 2 Tahun Menghilang

Haloooo...
Gimana-gimana kabar kalian? :D

    Hahaha lucu banget setelah seperlimapuluh abad baru inget punya blog yang terlantar. Yaaaa, memang isinya jelas ngga ada faedahnya. Jujur rindu ngisi blog dengan sesuatu hal yang penting sampai ngga penting banget. Kalau baca-baca lagi postingan lama pasti malu. Kok aku semenyedihkan itu. HAHAHA. Not bad sih. Setiap orang punya cara masing-masing untuk menyampaikan cerita di kehidupannya.

(Tarik napas) Huuuuh....

Lega ngga sih bisa menjalani kehidupan sampai di 2020 ini? Bagi sebagian orang mungkin 2020 ini adalah tahun terjahat. Banyak banget ngorbanin air mata. Ngorbanin kepala buat nunduk di pojokan kamar. HAHAHA separah itu ya, mungkin. OKE. Ngga perlu buat terus-terus-an nyalahin tahun, yang kalau dilihat cuma kumpulan beberapa angka yang akan terus berulang.

    Gimana keadaan kalian? Gimana kondisi kalian saat ini? Semoga tetap kuat dan terus bahagia yaa. Kalau bisa minta sama Tuhan, pengen banget ketemu orang-orang di masa lalu (walaupun masa lalu ku belum bisa dikatakan panjang). Mau ngucapin terima kasih untuk orang-orang baik yang dengan sukarela mengenalku tanpa beban. Mau ngucapin terima kasih sudah bertahan untuk hidup sampai aku bisa bertemu dan mengenal kalian. Terima kasih hehehe. (hapus aja merusak suasana, orang lagi serius)

      Malem ini juga, tiba-tiba pengen bikin puisi eh malah jadinya malah cerita. HEHEHE. Cuma mau nyampein ke seseorang sih. Ngga tau dia masih bergelut di blog apa ngga. Kapan-kapan kalau udah ada senggang atau rehat dari sibukmu sempetin buat baca yaa.


    lucu? iya? engga?
    dulu, bagimu mungkin aku hanyalah anak remaja yang sedang lebay-lebay-nya.
    sedang bodoh-bodohnya.
    dan di waktu yang singkat?
    kamu membimbingku agar tumbuh menjadi perempuan manis nan perkasa.
    aku tidak tau apa apa:)
    tau ngga? celotehanmu dulu bagaikan beban buatku, hehe

    sekarang, hey! aku mencarimu?!
    kamu di mana?
    aku kini sudah besar...
    aku sudah bekerja, seperti apa yang kamu lakukan dulu.
    aku juga pernah menangis sendirian,
    seperti apa yang dilakukan orang-orang dewasa itu.

    tanda hidup seseorang sudah dewasa kan?
    sekali lagi aku mencarimu!
    apa kamu masih di tempat yang sama?
    di ruang ber-AC, tempat pertemuan pertama kita dulu??


       Aku sengaja nulis malem-malem gini, udah lama juga ngga nyentuh blog. Blog yang kalo ngga disuruh bikin pas PKL di Time Excelindo dulu pasti ngga pernah bikin sampai sekarang. HAHAHA. AMPUUN (berkhayal lagi dijitak :D). Eh malah sekarang isinya random. Maaf untuk yang menaruh ekspetasi tinggi. Karena emang kalo diajak serius anaknya suka ke-distract sama hal-hal lain. Halah sudahlah, aku terlalu rindu nulis malah jadinya ngga jelas. Oh iya sampai lupa. Kalau kamu rindu aku cari di sini yaa HAHAHA. Mmm, udah malem mau bikin sibuk diri sendiri dulu.
Selamat istirahat...
Jangan lupa,
"hidup 'kan baik baik saja..."


maaf, nyisip IG: @sjazimah
follow yaa
wkwkk

Senin, 23 Juli 2018

Kenapa?

Saya lebih suka ketika seseorang berbicara secara realitas. Semacam tidak ada pokok menyebutkan, meremehkan sepihak. Berpikir secara realitas bahwa manusia gudangnya salah, gudangnya kebodohan. Tidak serta merta menjadi maha. Berpikirlah secara logika dan realistis bahwa kepala setiap orang itu berbeda, jangan menganggap semua kepala sama dengan kepadamu (maaf jika aku tak sopan membicarakan kepalamu) 

Kemarin aku bertemu dengan sosok yang baik, memperdulikan kesusahan orang lain (aku). Ketika semua orang datang menyalahkanku, menyudutkan, mempermalukan ia datang dengan segenggam arahan semangat tanpa menggurui, tanpa menjadi yang paling benar. Keluhanku ia maklumi secara real. "kak aku malu, semua orang datang menyalahkanku seperti mereka tak pernah menjadi seorang bayi yang tak mengerti apa-apa, aku malu".

Mereka hanya bisa menyalahkan dan menyudutkan. Bukannya mengajari dan memberi solusi. Tapi nuntut untuk selalu benar. Bayi kalo tak diajari makan apa dia bisa minum? 

Dari aku yang pernah diremehkan.

Jumat, 04 Agustus 2017

Seperti rumput yang diterpa angin
Tetap tenang meski bergerak 
Tetap pasrah meski diterpa 
Terus berjuang meski akan roboh
Karena kita tetap tumbuh bersamanya

21 Juli 2017


Saya ingin tetap hidup di jiwamu
Meski ragaku nanti pergi
Tetap hidup dalam kenangan ceritamu
Meski dalam sebaris kata dari seribu doamu

22 Juli 2017
Siti Jazimah 

Kamis, 03 Agustus 2017

Ufuk Rindu di Senja Biru

Fajar ,  senja ,  malam
Hari  -  hari ku begini saja
Duduk termenung mengenang pilu
Tertawa meringis menahan rindu
Sudah lama aku tak membahas bahasamu
Aku kira aku mulai terhanyut akan lupa
Ternyata aku tetap sama seperti dulu
Tetap rindu ,  kamu


18 Juli 2017 , Siti Jazimah 

Nunggu Bedug Buka

Hari ini manusia bumi aneh
Mereka berdiam diri
Tanpa saling menyapa

Ada keanehan pada mereka
Ada senyum yang tertahan pipinya 
Coba kita kasih makan saja 
Kali aja pipinya melebar

Tapi jangan sekarang
Bedug ashar aja belum kelar
Saja? Aja? 


3 Juni 2017 , Siti Jazimah 

Mengintip Rindu

Aku pecandu rindu 
Mengintip senyum dari balik tirai bambu
Senyummu bersama senyumnya melagu
Membuat jantung ini berhenti berdegup
Berhenti karena dalam bayangku , dia adalah aku 

Ternyata begini rasanya
Hampir mati aku dibuatmu
Merindu pada manusia bumi yang telah menyatu
yang jelas dosalah aku

Tapi bukankah sebelum janur melengkung di rumahmu 
Aku masih boleh minta pada Allah sosok dirimu? 


1 Juni 2017 ,  Siti Jazimah

Pada Zaman

Aku lahir pada zamannya
Tumbuh dewasa pada zamannya
Bergaul tawa pada eranya

Bercandaku memang kolot
Bukan seperti anak masa kini
Masa dulu masih bersemayam dipikirku

Bro ,  sist ,  guys belajarku kini
Beda dulu mas ,  mbak ,  buk

Beda sekarang beda dulu
Dulu cutbray
Nanti? Minum aja dulu!
Yang sedang saja entar kebelet
Kebelet rindu , eaa


1 Juni 2017