Jumat, 06 Januari 2017
Sepatu dan Jepitku
Sebilah , sebelah sepatuku
Sepatu? Jepit?
Ahh ... Semuanya sama saja
Kan terpasang di sepasang kakiku
Bahkan bila kakiku tak terpasang dibenda itu
Tenang ... Aku masih dapat berjalan
Beralaskan tanah dan kerikil
Melekat , berbaur dengan bumi dan alam
Sungguh lebih indah dari sekedar pujianmu
Sepatu? Jepit?
Mana yang kau suka?
Itu terserah kalian
Sepatu memang mewah
Terlahir dari kulit singa
Taringnya mampu berbaur bersama berlian lainnya
Kerlap , kerlip menyombongkan dirinya
Namun , sesekali taringnya membuat kakiku memerah
Sakit rasanya ...
Jepit?
Mengapa kau sedih?
Kau memang sederhana
Terlahir dari selembar karet , plastik atau barang bekas
Namun , dengan segala kesederhanaanmu itu
Kakiku tau ...
Dia terus menjepit sepotong karet itu
Berharap kau tak terlepas meninggalkannya
Jepit , mungkin kau iri dengan sepatu
Ia selalu diajak sang empunya
Berjalan jauh mengelilingi kota dan gedung tinggi nun mewah megah
Mampir ke restoran dengan menu makan terlezat
Tapi tetap tak pula ia diberi makan
Jepitku?
Apakah kau telah lupa?
Di Kota Tua itu
Kau pernah menemaniku menjadi saksi tertawa senangku
Bertemu pengamen Kota Tua
Bernyanyi menikmati sore senja yang memukau syahdu
Itu sungguh indah bukan?
Untuk kali pertama aku
Berkeliling Jakarta denganmu
Hai Jepitku ...
Siti Jazimah - 14 Desember 2016
📷 Dufan Taman Impian Jaya Ancol 30 November 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar